Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm),
sehingga terkena efek Tyndall.
Koloid adalah suatu suspensi partikel-partikel kecil yang mempunyai ukuran tertentu dalam suatu medium kontinyu.
Tabel Perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi
Aspek yang dibedakan | Sistem Dispersi | ||
Larutan Sejati | Koloid | Suspensi | |
Bentuk campuran | Homogen | Homogen | Heterogen |
Bentuk dispersi | Dispersi molekul | Dispersi padatan | Dispersi padatan |
Penulisan | X(aq) | X(s) | X(s) |
Ukuran Partikel | < 1 nm | 1 nm – 100 nm | >100 nm |
Fasa | Tetap homogen | Heterogen | Heterogen |
Penyaringan | Tidak dapat disaring dengan kertas saring maupun saringan permeable | Tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa, tapi dapat disaring dengan saringan pemeable | Dapat disaring dengan kertas saring biasa |
Pemeriksaan | Tidak dapat diamati dengan microscope biasa, tapi tramati dengan microscope elektron | Dapat diamati dengan microscope ultra | Dapat diamati dengan microscope biasa |
Contoh:
Sel Darah Merah | Susu | Keju |
Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi). Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem
koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.
1. Macam-macam koloid
Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fasa zat pendispersi dan zat terdispersinya. Beberapa jenis koloid:
- Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat terdispersi cair disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu dalam udara).Sol Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air sungai, sol sabun, sol detergen dan tinta).
- Emulsi Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain, namun kedua zat cair itu tidak saling melarutkan. (Contoh: santan, susu, mayonaise, dan minyak ikan).Buih Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik danlainnya). Gel sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair. (Contoh: agar-agar, Lem).
Berdasarkan hubungan antara fase dispersi dengan medium dispersi, macam sistem koloid dapat dibagi menjadi:
No. | Fase terdispersi | Fase Pendispersi | Nama sistem koloid | Contoh sistem koloid |
1. | Cair | Gas | Aerosol cair | Kabut, awan |
2. | Cair | Cair | Emulsi | Air susu, santan |
3. | Cair | Padat | Emulsi | Jelly, mutiara, keju |
4. | Padat | Gas | Aerosol padat | Asap, Debu di udara |
5. | Padat | Cair | Sol | Cat, Tinta, kanji |
6. | Padat | Padat | Sol padat | Kaca berwarna, intan hitam |
7. | Gas | Cair | Busa, buih | Buih sabun, krim krim kocok |
8. | Gas | Padat | Busa padat | Batu apung, karet busa |
3. Sifat-sifat Koloid
Sifat-sifat koloid terbagi atas beberapa macam yaitu :
- Efek Tyndall
EfekTyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
- Efek tyndall adalah efek yangterjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan.
hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel- partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yangterjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
Contoh:
- Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, makakita akan melihat bahwa partikel- partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown.
Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak.Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas ( dinamakan gerak brown),sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah.
Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arahgerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikelkoloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi.Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan Dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi).
Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel faseterdispersinya semakin cepat.Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin Lambat. - Adsorpsi
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan : Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Contoh : (i) Koloid Fe(OH) 3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As 2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.
Muatan koloid Dikenal ada dua macam , yaitu koloid yang bermuatan positif dan yang koloid bermuatan negatif. - Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
Koloid pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi.
•Koagulasi Karena Pemanasan
Telur merupakan sister koloid, jika dipanaskan maka akan terjadi koagulasi
•Koagulasi Karena Penambahan Elektrolit
Jika susu ditambahkan jeruk nipis (asam) maka susu tersebut akan menggumpal
•Pencampuran Dua Koloid Berbeda Muatan
Koloid yang bermuatan positif seperti Fe(OH)3, Al(OH)3 jika dicampur dengan koloid yang bermuatan negatif seperti As2S3, sol emas akan membentuk endapan. Koagulasi atau endapan ini terjadi karena muatan permukaan dari masing-masing koloid saling bergabung (saling menetralkan) dan makin banyak yang bergabung akan membentuk partikel yang besar dan mengendap - Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis.Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semipermeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.Elektrodialisis, proses dialisis di bawah pengaruh listrik:
- ElektroforesisElektroforesis adalah peristiwa pemisahan koloid yang bermuatan. Partikel-partikel koloid yang bermuatan dengan bentuan arus listrik akan mengalir ke masing-masing elektroda yang bermuatannya berlawanan.
Contoh sel elektroforesis sederhana:
0 komentar:
Posting Komentar