Selain untuk bumbu, jahe secara turun temurun dipakai sebagai obat masuk angin dan mabuk perjalanan. Bisa juga digunakan untuk mengatasi mual-mual dan muntah saat hamil.
Jamu tradjsjonal andalan orang Indonesia jni sudah masuk ke dalam WHO monograph untuk mabuk perjalanan pada orang dewasa dan anak-anak. Jahe juga digunakan untuk mengobati dispepsia dengan dosis 2 hingga 4 gram sehari dalam bentuk ekstrak atau bubuk.
Jahe juga diteliti di kalangan medis. South Asian Journal of Preventive Cardiologiy menerbitkan penelitian mengenai khasiat jahe. Diungkapkan, jahe memiliki aktfitas farmakologis seperti antiemetic, antitrombotik, antimikroba, antikanker, antioksidan, dan anti pembengkakan menurut riset pada hewan dan in vitro.
Dalam sebuah riset acak double blind dan placebo terkontrol yang dimuat di South Asian Journal of Cardiology, para ahli meneliti 20 pasien penyakit jantung dan orang sehat. Kedua kelompok ini sacara acak diberi jahe kering dan palsebo selama empat minggu.
Kerentanan oksidasi lipid dan lipoprotein diukur diawal dan diakhir penelitian.Hasil penelitian itu mengungkapkan bahwa pemberian jahe secara signifikan menurunkan kerentanan oksidasi lipoprotein pada orang sehat dan pasien penyakit jantung tanpa efek pada lemak darah. Kesimpulan yang didapat jahe mengandung antiradikal bebas yang kuat. Zat antioksidan ini bermanfaat untuk pasien peyakit jantung iskemik.
“Ada juga hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa ekstrak jahe bagus dan efektif sebagai bahan anti kerut. Jahe terbukti memegang peran penting untuk mencegah pembentukan kerut yang disebabkan sinar UVB”.
Minggu, 11 Desember 2011
Krim Anti Kerut dari Jahe
06.48
David zigea
No comments
0 komentar:
Posting Komentar